Sabtu, 27 Oktober 2012

3. Pengaruh model Pembelajaran Open Ended Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Pada Pokok Bahasan Pecahan



Pengaruh model Pembelajaran Open Ended Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Pada Pokok Bahasan Pecahan

Oleh : Yuni Katminingsih[1]

ABSTRAK
Matematika sering dikeluhkan sebagai bidang studi yang sulit. Kesulitan belajar yang ditimbulkan tidak semata-mata karena obyeknya yang abstrak, tetapi bisa juga disebabkan oleh cara guru dalam menyampaikan pelajaran yang sulit diterima oleh murid. Ada bermacam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi diantaranya dengan model pembelajaran open ended yang merupakan suatu model pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis.
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah  model pembelajaran open ended berpengaruh terhadap hasil  belajar siswa SD pada pokok bahasan pecahan.
Untuk mengetahui jawaban dari tujuan penelitian, maka dilakukan penelitian eksperimen dengan desain penelitian yang membutuhkan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian. Satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan kelas lain dijadikan kelompok kontrol. Sedangkan populasinya adalah semua siswa kelas V SDN Kerep yang berjumlah 70 siswa. Pengambilan sampelnya dilakukan secara acak sebanyak 13 siswa sebagai sampel 1 (kelompok eksperimen) dari kelas VA SDN Kerep dan13 siswa sebagai sampel 2 (kelompok kontrol) dari kelas VB SDN Kerep.
Uji prasarat yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil analisis data diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,61 > 2,06 (t berada pada daerah kritis) maka Ho  ditolak, berarti penggunaan model pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan pecahan. 

Kata Kunci: Open Ended, Hasil Belajar Matematika

PENDAHULUAN

Dalam masyarakat Indonesia yang sedang membangun, tuntutan akan pembangunan sumber daya manusia yang unggul merupakan kebutuhan yang mendesak untuk direalisasikan. Kualitas sumber daya manusia akan sangat mempengaruhi ketercapaian dan kesuksesan pembangunan Nasional. Dengan kondisi seperti itu maka sangat besar kontribusi yang diberikan sektor pendidikan dalam mensukseskan pembangunan nasional.
Usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilaksanakan. Namun keluhan tentang kesulitan belajar masih banyak dijumpai, khususnya pada mata pelajaran matematika, seperti yang telah diungkapkan Suwarsono (1999) bahwa persoalan pokok dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah materi pembelajaran yang dirasakan sulit, akan tetapi tidak hanya itu saja kesulitan belajar matematika dapat timbul karena obyeknya yang abstrak, bahkan dapat juga disebabkan oleh cara guru dalam menyampaikan pelajaran matematika yang sulit diterima murid. Berkaitan dengan cara penyampaian mata pelajaran matematika oleh guru, ada bermacam-macam model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi agar dapat diterima murid dengan baik. Pada dasarnya semua model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Khabibah (2001 : 1) setiap materi pada matematika mempunyai karakteristik sendiri-sendiri sehingga mempengaruhi pemilihan metode untuk menyampaikannya.
Paradigma pembelajaran yang akhir-akhir ini dikembangkan adalah paradigma konstrukstivis. Paradigma ini pada hakekatnya membantu siswa untuk mengkonstruksi suatu konsep matematika dalam pikirannya dengan menggunakan pengalaman yang telah dimiliki. Metode open ended adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis disamping RME (Realistik Mathematice Education) dan problem posing (pengajuan soal). Berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional yang lebih banyak menekankan pada hafalan dan tubian (drill) yang monoton dan cenderung mematikan daya nalar dan kreatifitas anak (Hudojo, 1998:3).
Model pembelajaran open ended adalah salah satu  model pembelajaran yang dapat membangkitkan nalar siswa sehingga siswa kreatif dan akhirnya siswa dapat berpikir logis dan kritis. Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam pembelajaran Open-Ended, disajikan suatu permasalahan yang memungkinkan untuk berbagai jawaban. Jika dikaitkan dengan sifat matematika yang abstrak maka akan lebih baik jika pada tingkat dasar matematika disajikan dalam bentuk konkrit dan semakin tinggi pendidikan tingkat keabstrakan semakin ditambah.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitiannya adalah apakah ada pengaruh pembelajaran Open Ended terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan pecahan?
KAJIAN TEORI
Model Pembelajaran Open-Ended
Silver dan kilpatrick (dalam Khabibah, 2001:2) menamakan masalah Open-Ended dalam penilaian pembelajaran sebagai “jika siswa menghasilkan dugaan-dugaan (conjectures) berdasarkan sekumpulan data atau kondisi yang diberikan “. Sedangkan Heddes dan Speer (1995 : 30) menyatakan sebagai “terbuka atau banyak jawaban yang berbeda”.
Masalah Open-Ended sebagaimana yang diungkapkan oleh Billstein (1998) bahwa “suatu masalah Open-Ended mempunyai banyak penyelesaian dan banyak cara untuk mendapatkan suatu penyelesaian“. jadi pertanyaan Open-Ended memberikan kebebasan jawaban yang dibutuhkan.
Dalam metode pengajaran yang kita namakan pendekatan Open-Ended, sebuah masalah yang tidak lengkap dipresentasikan pertama ketika pelajaran dimulai. Dengan menggunakan berbagai jawaban yang benar untuk masalah yang diberikan, siswa diharapkan memperoleh pengalaman dalam menemukan masalah baru dalam proses ini.
Di dalam situasi penilaian pembelajaran matematika siswa diminta untuk mengidentifikasikan masalah-masalah dengan struktur matematika yang sama dan memilih model matematis yang dapat digunakan untuk menyajikan masalah-masalah khusus. Siswa diharapkan untuk menghasilkan dugaan-dugaan.
Berdasarkan uraian di atas model pembelajaran dengan Open – Ended adalah suatu upaya yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa dengan metode penyajian diawal/presentasi pertama menggunakan pertanyaan terbuka sehingga memungkinkan banyak sekali jawaban yang benar. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut kreativitasnya untuk dapat menentukan mana jawaban dari permasalahan.
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan model Open-Ended secara garis besar :
Tabel 1. Recana Pembelajaran
Petunjuk/Aktivitas Guru
Aktivitas siswa
Catatan
Alokasi waktu (menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan mengingatkan siswa pada pecahan desimal yang pernah dipelajari dikelas IV
2.   Guru memberikan soal / permasalahan kepada siswa : Andi bertugas sebagai pemotong kue ulang tahun dalam suatu pesta, ada 100 orang yang harus dilayani. Andi harus memotong kue yang berbentuk persegi. Bagaimana Andi harus memotong kue, agar setiap orang memperoleh bagian yang sama ?
·         Gambarkan model kue dan potongannya
·         Pikirkan berapa persen kue yang diterima setiap orang.
3.   Guru mengumpulkan pekerjaan siswa
4.   Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul pada masing-masing kelompok

5.   Dengan anggota kelompok yang lain diskusikan apa yang telah kamu dapatkan dan apa yang kamu ketahui tentang persen serta bagaimana cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan persen.
6.   Guru mengumpulkan hasil pekerjaan setiap kelompok
7.   Guru menyuruh salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
8.   Guru menyuruh kelompok lain untuk mempresentasikan.

9.   Guru memberikan penjelasan tentang cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan persen.
10.              Guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum memahami untuk bertanya.
Siswa memperhatikan guru



Siswa memperhatikan dan memahami soal. Siswa menggambarkan model dan potongannya pada kertas.
Siswa menemukan dan mencatat berapa persen kue yang diterima setiap orang.








Siswa mengumpulkan pekerjaannya.
Siswa duduk berdekatan dengan anggota kelompoknya.


Berdiskusi dengan kelompok dan berusaha untuk mendapatkan aturan/cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan persen.



Siswa mengumpulkan hasil diskusinya.

Ketua kelompok dari kelompok yang ditunjuk mempresenta-sikan hasil diskusinya.
Ketua kelompok dari kelompok yang ditunjuk mempresenta-sikan hasil diskusinya.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.



Siswa yang belum mengerti bertanya kepada guru.






Guru berjalan keliling kelas untuk melihat pekerjaan siswa.
















Sebelumnya guru sudah membagi siswa menjadi kelompok terdiri atas 4 orang.
Guru berkeliling kelas untuk melihat jalannya diskusi dan mengingatkan agar ketua kelompok mencatat semua hasil diskusi.
10




20

















5

5




15










5

10



10




5




5
(Siti Khabibah, 2001:6)

Pengaruh Metode Open-Ended Terhadap Hasil Belajar Siswa
Penggunaan metode yang tepat dapat memberikan hal-hal yang terkait dengan cara belajar siswa lebih aktif dan konduktif, terutama bagi pembelajar sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran.
Menurut R.Poppy Yaniawati (2003  : 5) model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan siswa adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam berfikir, sehingga siswa diharapkan dapat memperoleh kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari, model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas cara berfikir siswa yaitu model pembelajaran yang dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan pendapatnya, model pembelajaran seperti tersebut di atas salah satunya adalah model Open –Ended. 
Pendekatan Open-Ended merupakan salah satu strategi pembelajaran yang akan membantu siswa dalam mencapai tujuannya melalui peningkatan daya nalar, kreatifitas dan berfikir yang logis serta kritis,  siswa mendapat pengalaman dalam menemukan dan mengkontruksi permasalahan serta menyimpulkan jawaban dari permasalahan, dengan begitu target penguasaan materi akan lebih terkuasai dan akan bertahan untuk jangka panjang sebagai bekal untuk memecahkan permasalahan .
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat ditunjukkan bahwa ada beberapa perbedaan pembelajaran dengan menggunakan metode Open Ended dengan pembelajaran tanpa pendekatan metode Open Ended sebagaimana tersebut pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Perbedaan model Pembelajaran Open Ended dan Pembelajaran tanpa Pendekatan Open Ended

No.
Pembelajaran dengan Metode Open Ended
Pembelajaran tanpa Pendekatan Metode Open Ended
( Pembelajaran Biasa )

1.




2.



3.




4.






5.








6.

Siswa dapat berperan lebih aktif dan kreatif dalam menyikapi suatu permasalahan yang diberikan oleh Guru.

Siswa lebih bersemangat karena diberikan kebebasan berfikir dan berdiskusi dengan teman.

Dalam proses pembelajaran siswa lebih santai dan rilex tetapi serius sehingga materi dapat diserap secara maksimal.

Memberikan kesempatan yang lebih luas khususnya bagi siswa yang hasilnya kurang untuk dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan caranya sendiri.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih banyak dalam upaya menemukan cara-cara efektif dalam menyelesaikan soal dengan dibantu oleh gagasan –gagasan dari teman.

Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama ( dua kali lebih lama dari pembelajaran biasa ).


Siswa cenderung meniru apa yang diajarkan guru sehingga mengurangi kreatifitas.


Siswa cenderung bersifat individual dan kurang bersosialisasi dengan teman.

Dalam proses pembelajaran siswa tegang dan kurang santai sehingga mempengaruhi daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan.

Bagi siswa yang hasilnya kurang selalu ketinggalan dan kurang kesempatan untuk berperan aktif.




Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih banyak dalam upaya menemukan cara-cara yang efektif dalam menyelesaikan soal.



Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan waktu yang relatif singkat dan lebih cepat


Hasil pengamatan sebagaimana tersebut di atas  diperkuat oleh pendapat Toshio dalam Pendekatan Open Ended : Salah satu alternatif model Pembelajaran Matematika yang berorientasi pada kompetensi siswa ( Poppy Yaniawati, 2003:1 ) tentang kelebihan menggunakan model pembelajaran open ended diantaranya :
1.      Siswa dapat berperan lebih aktif
2.      Siswa memiliki kesempatan lebih luas untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan matematisnya secara komperhensif
3.      Memberikan kesempatan lebih luas khususnya pada siswa yang hasilnya kurang untuk dapat menyelesaikan soal dengan caranya sendiri
4.      Siswa secara instrinsik termotivasi untuk dapat memberikan kebenaran atas jawabannya
5.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman dalam upaya menemukan cara yang efektif dalam menyelesaikan masalah dibantu dengan gagasan dari teman-temannya. 
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian The Prettest-Posttest Control Group Design. Sehingga membutuhkan dua kelas/kelompok untuk dijadikan sampel penelitian. Satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan kelas lainnya dijadikan kelompok kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran pecahan dengan pendekatan Open-Ended. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran pecahan tanpa pendekatan Open-Ended.
Tabel 3. Rancangan Penelitian.
Kelompok
Tes awal
Perlakuan
Tes akhir
E
K
T1
T1
X
_
T2
T2
(Widodo, 2003)
Keterangan :  E  :  Kelompok Eksperiman
                       K :  Kelompok Kontrol
                       X :  Pembelajaran dengan pendekatan Open-ended
                       T1:  Tes awal dengan materi Pecahan
                       T2:   Tes akhir dengan materi Pecahan

 Adapun variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu: variabel independen/bebas adalah pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended, dan variabel dependen/terikat adalah hasil belajar matematika.  
Penelitian dilaksanakan di SDN Kerep Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, pada semester ganjil tahun pelajaran 2004/2005 dari tanggal  1 September 2004  sampai dengan tanggal 11 September 2004.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar.  Tes sebagai instrumen penelitian harus memiliki kriteria tes yang baik yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda yang tinggi. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t dengan taraf signifikan 5%.

HASIL PENELITIAN

Diskripsi Data Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai data hasil penelitian yang berupa data skor tes hasil belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam diskripsi data yang dipaparkan adalah hasil hasil proses matching antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu 13 siswa.
Tabel 4. Diskripsi Data Hasil Belajar kedua Sampel Penelitian.

Statistik
Hasil Belajar
X1
X2
n
Sd
Sd2
13
81,92
11,04
121,88
13
71,15
10,02
100,40
Keterangan :
X1  :  Kelompok Eksperimen
X2  : Kelompok Kontrol
n    : Jumlah siswa
   :  Rata - rata
Sd   : Standar Deviasi
Sd2 : Varian
Sebelum pengujian hipotesis menggunakan statistik Uji-t, penggunaan uji-t tersebut harus memenuhi persyaratan distribusi normal dan homogenitas varian kedua kelompok data.
1). Uji Normalitas
Kesimpulan uji normalitas data hasil belajar matematika kedua kelompok dapat disajikan pada tabel 5. berikut.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika kedua Sampel  Penelitian.
Statistik
X1
X2
2,84
5,99
1,087
5,99
Kesimpulan
data terdistribusi normal
data terdistribusi normal

Keterangan :
X1  : Kelompok Eksperimen
X2  : Kelompok Kontrol

2). Uji Homogenitas
Kesimpulan uji homogenitas varian hasil belajar matematika disajikan dalam tabel 6. berikut ini.
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Matematika kedua Sampel Penelitian.

Fhit
Ftab
Taraf Signifikan
Kesimpulan
Hasil  Belajar
1,21
2,69
0,05
Homogen

Selanjutnya pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji-t dengan pasangan hipotesis nol (Ho) dan tandingannya (H1) yaitu untuk mengetahui apakah  pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan Pecahan, dengan kriteria terima Ho jika – t – ½ a < thit < t – ½ a dan Ho ditolak jika t mempunyai nilai yang lain dimana t – ½ a didapat dari daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 –2) dan peluang (1– ½ a).
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Penelitian.

Thit
Ttab
Taraf Signifikan
Kesimpulan
Hasil Belajar
2,06
2,605
0,05
Ho ditolak


Karena thit > ttab   yaitu 2,605 > 2,06 ( t hit berada pada daerah kritis ) maka Ho ditolak berarti pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan pecahan.
Perhitungan uji hipotesis dapat dilihat di lampiran 4 halaman 70

 

KESIMPULAN  DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ( analisa statistik uji-t ) diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,605 lebih besar dari 2,06 dan t berada pada daerah kritis, dengan demikian Ho ditolak  yang berarti : Ada pengaruh pembelajaran Open Ended terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan pecahan.
Kepada Guru-guru matematika di SD, hendaknya metode Open Ended ini dapat dijadikan suatu alternatif pendekatan pembelajaran matematika di sekolah. Karena pendekatan Open-Ended ternyata mampu mengaktifkan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Billsteins, Rick. 1998. Assessment : The Stem Model. Mathematics Teaching in the Middle School. Vol. 4. No. 4 January 1998 NCTR.

Hudojo, H. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaan di Depan Kelas. Surabaya : Usaha Nasional.

Hujodo, H. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : P2LPTK.

Hudojo, H.1998. Pembelajaran Matematika Menurut Pandangan Konstruktivistik. Makalah disajikan pada Seminar Nasional : Upaya-Upaya Meningkatkan Peranan Pendidikan dalam Menghadapi Era Globalisasi, 4 April 1998. Program Pascasarjana IKIP Malang.

Khabibah, S. 2001. Suatu Alternatif Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (Model Open-Ended dengan Realistic Mathematics Education). Makalah disajikan pada Seminar Nasional : Realistik Mathematics Education (RME), 24 Februari 2001, Surabaya : FMIPA UNESA.

Poerwadarminta, WJS. 1980. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Poppy Yaniawati, R. 2003.  Pendekatan Open-Ended : Salah satu Alternatif Model Pembelajaran Matematika yang berorientasi pada kompetensi siswa. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika: Perubahan Paradigma Pembelajaran Matematika dari Paradigma Mengajar ke Paradigma Belajar, 28-29 Maret 2003, Yogyakarta : Universitas Sanata Darma.

Suwarsono. 1999. Problematika Pendidikan Matematika di Indonesia. Makalah disampaikan dalam kuliah Penelitian Lanjut.

Widodo, Suryo. 2003. Penelitian Pendidikan. Kediri : IKIP PGRI Kediri.

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.
 


[1] Yuni Katminingsih adalah dosen pendidikan matematika UNP Kediri