Pengaruh model Pembelajaran
Open Ended Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Pada Pokok Bahasan Pecahan
Oleh : Yuni Katminingsih[1]
ABSTRAK
Matematika
sering dikeluhkan sebagai bidang studi yang sulit. Kesulitan belajar yang
ditimbulkan tidak semata-mata karena obyeknya yang abstrak, tetapi bisa juga
disebabkan oleh cara guru dalam menyampaikan pelajaran yang sulit diterima oleh
murid. Ada bermacam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
menyampaikan materi diantaranya dengan model pembelajaran open ended yang
merupakan suatu model pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis.
Adapun
tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran open ended berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa SD pada pokok
bahasan pecahan.
Untuk
mengetahui jawaban dari tujuan penelitian, maka dilakukan penelitian eksperimen
dengan desain penelitian yang membutuhkan dua kelas untuk dijadikan sampel
penelitian. Satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan kelas lain dijadikan
kelompok kontrol. Sedangkan populasinya adalah semua siswa kelas V SDN Kerep
yang berjumlah 70 siswa. Pengambilan sampelnya dilakukan secara acak sebanyak
13 siswa sebagai sampel 1 (kelompok eksperimen) dari kelas VA SDN Kerep dan13
siswa sebagai sampel 2 (kelompok kontrol) dari kelas VB SDN Kerep.
Uji
prasarat yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas. Hasil analisis data diperoleh thitung
> ttabel, yaitu 2,61 > 2,06 (t berada pada daerah kritis) maka
Ho ditolak, berarti
penggunaan model pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa SD pada pokok bahasan pecahan.
Kata Kunci: Open
Ended, Hasil Belajar Matematika
PENDAHULUAN
Dalam
masyarakat Indonesia
yang sedang membangun, tuntutan akan pembangunan sumber daya manusia yang
unggul merupakan kebutuhan yang mendesak untuk direalisasikan. Kualitas sumber
daya manusia akan sangat mempengaruhi ketercapaian dan kesuksesan pembangunan
Nasional. Dengan kondisi seperti itu maka sangat besar kontribusi yang
diberikan sektor pendidikan dalam mensukseskan pembangunan nasional.
Usaha
untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilaksanakan.
Namun keluhan tentang kesulitan belajar masih banyak dijumpai, khususnya pada
mata pelajaran matematika, seperti yang telah diungkapkan Suwarsono (1999)
bahwa persoalan pokok dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah materi
pembelajaran yang dirasakan sulit, akan tetapi tidak hanya itu saja kesulitan
belajar matematika dapat timbul karena obyeknya yang abstrak, bahkan dapat juga
disebabkan oleh cara guru dalam menyampaikan pelajaran matematika yang sulit
diterima murid. Berkaitan dengan cara penyampaian mata pelajaran matematika
oleh guru, ada bermacam-macam model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru
dalam menyampaikan materi agar dapat diterima murid dengan baik. Pada dasarnya
semua model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Khabibah
(2001 : 1) setiap materi pada matematika mempunyai karakteristik
sendiri-sendiri sehingga mempengaruhi pemilihan metode untuk menyampaikannya.
Paradigma pembelajaran yang akhir-akhir ini dikembangkan
adalah paradigma konstrukstivis. Paradigma ini pada hakekatnya membantu siswa
untuk mengkonstruksi suatu konsep matematika dalam pikirannya dengan menggunakan
pengalaman yang telah dimiliki. Metode open ended adalah salah satu model
pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis disamping RME
(Realistik Mathematice Education) dan problem posing (pengajuan soal). Berbeda
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional yang lebih banyak menekankan
pada hafalan dan tubian (drill) yang monoton dan cenderung mematikan daya nalar
dan kreatifitas anak (Hudojo, 1998:3).
Model
pembelajaran open ended adalah salah satu
model pembelajaran yang dapat membangkitkan nalar siswa sehingga siswa
kreatif dan akhirnya siswa dapat berpikir logis dan kritis. Hal ini sangat
dimungkinkan karena dalam pembelajaran Open-Ended, disajikan suatu permasalahan
yang memungkinkan untuk berbagai jawaban. Jika dikaitkan dengan sifat
matematika yang abstrak maka akan lebih baik jika pada tingkat dasar matematika
disajikan dalam bentuk konkrit dan semakin tinggi pendidikan tingkat
keabstrakan semakin ditambah.
Berdasarkan
uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitiannya adalah apakah ada pengaruh
pembelajaran Open Ended terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan
pecahan?
KAJIAN TEORI
Model Pembelajaran Open-Ended
Silver dan
kilpatrick (dalam Khabibah, 2001:2) menamakan masalah Open-Ended dalam
penilaian pembelajaran sebagai “jika siswa menghasilkan dugaan-dugaan
(conjectures) berdasarkan sekumpulan data atau kondisi yang diberikan “.
Sedangkan Heddes dan Speer (1995 : 30) menyatakan sebagai “terbuka atau banyak
jawaban yang berbeda”.
Masalah
Open-Ended sebagaimana yang diungkapkan oleh Billstein (1998) bahwa “suatu
masalah Open-Ended mempunyai banyak penyelesaian dan banyak cara untuk
mendapatkan suatu penyelesaian“. jadi pertanyaan Open-Ended memberikan
kebebasan jawaban yang dibutuhkan.
Dalam
metode pengajaran yang kita namakan pendekatan Open-Ended, sebuah masalah yang
tidak lengkap dipresentasikan pertama ketika pelajaran dimulai. Dengan
menggunakan berbagai jawaban yang benar untuk masalah yang diberikan, siswa
diharapkan memperoleh pengalaman dalam menemukan masalah baru dalam proses ini.
Di dalam
situasi penilaian pembelajaran matematika siswa diminta untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah dengan struktur matematika yang sama dan
memilih model matematis yang dapat digunakan untuk menyajikan masalah-masalah
khusus. Siswa diharapkan untuk menghasilkan dugaan-dugaan.
Berdasarkan
uraian di atas model pembelajaran dengan Open – Ended adalah suatu upaya yang
dilakukan guru untuk membelajarkan siswa dengan metode penyajian
diawal/presentasi pertama menggunakan pertanyaan terbuka sehingga memungkinkan
banyak sekali jawaban yang benar. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut
kreativitasnya untuk dapat menentukan mana jawaban dari permasalahan.
Langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan model Open-Ended secara garis besar :
Tabel 1. Recana
Pembelajaran
Petunjuk/Aktivitas
Guru
|
Aktivitas
siswa
|
Catatan
|
Alokasi waktu
(menit)
|
1.
Guru membuka pelajaran dengan mengingatkan siswa pada pecahan desimal yang
pernah dipelajari dikelas IV
2.
Guru memberikan soal / permasalahan kepada siswa :
Andi bertugas sebagai pemotong kue ulang tahun dalam suatu pesta, ada 100
orang yang harus dilayani. Andi harus memotong kue yang berbentuk persegi.
Bagaimana Andi harus memotong kue, agar setiap orang memperoleh bagian yang
sama ?
·
Gambarkan model kue dan potongannya
·
Pikirkan berapa persen kue yang diterima
setiap orang.
3.
Guru mengumpulkan pekerjaan siswa
4.
Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul pada
masing-masing kelompok
5.
Dengan anggota kelompok yang lain diskusikan apa yang
telah kamu dapatkan dan apa yang kamu ketahui tentang persen serta bagaimana
cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan persen.
6.
Guru mengumpulkan hasil pekerjaan setiap kelompok
7.
Guru menyuruh salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
8.
Guru menyuruh kelompok lain untuk mempresentasikan.
9.
Guru memberikan penjelasan tentang cara mengubah
pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan persen.
10.
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum
memahami untuk bertanya.
|
Siswa
memperhatikan guru
Siswa
memperhatikan dan memahami soal. Siswa menggambarkan model dan potongannya
pada kertas.
Siswa
menemukan dan mencatat berapa persen kue yang diterima setiap orang.
Siswa
mengumpulkan pekerjaannya.
Siswa
duduk berdekatan dengan anggota kelompoknya.
Berdiskusi
dengan kelompok dan berusaha untuk mendapatkan aturan/cara mengubah pecahan
biasa menjadi pecahan desimal dan persen.
Siswa
mengumpulkan hasil diskusinya.
Ketua
kelompok dari kelompok yang ditunjuk mempresenta-sikan hasil diskusinya.
Ketua
kelompok dari kelompok yang ditunjuk mempresenta-sikan hasil diskusinya.
Siswa
memperhatikan penjelasan guru.
Siswa
yang belum mengerti bertanya kepada guru.
|
Guru
berjalan keliling kelas untuk melihat pekerjaan siswa.
Sebelumnya
guru sudah membagi siswa menjadi kelompok terdiri atas 4 orang.
Guru
berkeliling kelas untuk melihat jalannya diskusi dan mengingatkan agar ketua
kelompok mencatat semua hasil diskusi.
|
10
20
5
5
15
5
10
10
5
5
|
(Siti
Khabibah, 2001:6)
Pengaruh Metode Open-Ended
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Penggunaan
metode yang tepat dapat memberikan hal-hal yang terkait dengan cara belajar
siswa lebih aktif dan konduktif, terutama bagi pembelajar sebagai salah satu
strategi dalam pembelajaran.
Menurut
R.Poppy Yaniawati (2003 : 5) model
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan siswa adalah pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam berfikir, sehingga siswa diharapkan dapat
memperoleh kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari,
model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas cara berfikir siswa
yaitu model pembelajaran yang dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam
menyampaikan pendapatnya, model pembelajaran seperti tersebut di atas salah satunya
adalah model Open –Ended.
Pendekatan
Open-Ended merupakan salah satu strategi pembelajaran yang akan membantu siswa
dalam mencapai tujuannya melalui peningkatan daya nalar, kreatifitas dan
berfikir yang logis serta kritis, siswa
mendapat pengalaman dalam menemukan dan mengkontruksi permasalahan serta
menyimpulkan jawaban dari permasalahan, dengan begitu target penguasaan materi
akan lebih terkuasai dan akan bertahan untuk jangka panjang sebagai bekal untuk
memecahkan permasalahan .
Berdasarkan
hasil pengamatan peneliti dapat ditunjukkan bahwa ada beberapa perbedaan
pembelajaran dengan menggunakan metode Open Ended dengan pembelajaran tanpa
pendekatan metode Open Ended sebagaimana tersebut pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Perbedaan model Pembelajaran Open
Ended dan Pembelajaran tanpa Pendekatan Open Ended
No.
|
Pembelajaran dengan Metode Open Ended
|
Pembelajaran tanpa Pendekatan Metode Open Ended
( Pembelajaran Biasa )
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Siswa
dapat berperan lebih aktif dan kreatif dalam menyikapi suatu permasalahan
yang diberikan oleh Guru.
Siswa
lebih bersemangat karena diberikan kebebasan berfikir dan berdiskusi dengan
teman.
Dalam
proses pembelajaran siswa lebih santai dan rilex tetapi serius sehingga
materi dapat diserap secara maksimal.
Memberikan
kesempatan yang lebih luas khususnya bagi siswa yang hasilnya kurang untuk
dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan caranya sendiri.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih banyak dalam
upaya menemukan cara-cara efektif dalam menyelesaikan soal dengan dibantu
oleh gagasan –gagasan dari teman.
Dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan waktu yang relatif
lebih lama ( dua kali lebih lama dari pembelajaran biasa ).
|
Siswa
cenderung meniru apa yang diajarkan guru sehingga mengurangi kreatifitas.
Siswa
cenderung bersifat individual dan kurang bersosialisasi dengan teman.
Dalam
proses pembelajaran siswa tegang dan kurang santai sehingga mempengaruhi daya
serap siswa terhadap materi yang diajarkan.
Bagi
siswa yang hasilnya kurang selalu ketinggalan dan kurang kesempatan untuk
berperan aktif.
Kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih
banyak dalam upaya menemukan cara-cara yang efektif dalam menyelesaikan soal.
Dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode ini membutuhkan waktu yang relatif
singkat dan lebih cepat
|
Hasil pengamatan
sebagaimana tersebut di atas diperkuat
oleh pendapat Toshio dalam Pendekatan Open Ended : Salah satu alternatif model
Pembelajaran Matematika yang berorientasi pada kompetensi siswa ( Poppy
Yaniawati, 2003:1 ) tentang kelebihan menggunakan model pembelajaran open ended
diantaranya :
1.
Siswa dapat berperan lebih aktif
2.
Siswa memiliki kesempatan lebih luas untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan matematisnya secara komperhensif
3.
Memberikan kesempatan lebih luas khususnya pada siswa
yang hasilnya kurang untuk dapat menyelesaikan soal dengan caranya sendiri
4.
Siswa secara instrinsik termotivasi untuk dapat
memberikan kebenaran atas jawabannya
5.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman dalam upaya menemukan cara yang efektif dalam menyelesaikan masalah
dibantu dengan gagasan dari teman-temannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian The
Prettest-Posttest Control Group Design. Sehingga membutuhkan dua kelas/kelompok
untuk dijadikan sampel penelitian. Satu kelas dijadikan kelompok eksperimen dan
kelas lainnya dijadikan kelompok kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini
adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran pecahan dengan pendekatan
Open-Ended. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran
pecahan tanpa pendekatan Open-Ended.
Tabel 3.
Rancangan Penelitian.
Kelompok
|
Tes awal
|
Perlakuan
|
Tes akhir
|
E
K
|
T1
T1
|
X
_
|
T2
T2
|
(Widodo, 2003)
Keterangan : E :
Kelompok Eksperiman
K :
Kelompok Kontrol
X
: Pembelajaran dengan pendekatan
Open-ended
T1: Tes awal dengan materi Pecahan
T2: Tes akhir dengan materi Pecahan
Adapun variabel dalam
penelitian ini ada 2 yaitu: variabel independen/bebas adalah pembelajaran
dengan pendekatan Open-Ended, dan variabel dependen/terikat adalah hasil
belajar matematika.
Penelitian dilaksanakan di SDN Kerep Kecamatan Tarokan Kabupaten
Kediri, pada
semester ganjil tahun pelajaran 2004/2005 dari tanggal 1 September 2004 sampai dengan tanggal 11 September 2004.
Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes sebagai instrumen penelitian harus
memiliki kriteria tes yang baik yaitu validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda yang tinggi. Teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah uji t dengan taraf signifikan 5%.
HASIL PENELITIAN
Diskripsi Data Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai data hasil penelitian yang berupa
data skor tes hasil belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Dalam diskripsi data yang dipaparkan adalah hasil hasil proses
matching antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu 13 siswa.
Tabel 4. Diskripsi
Data Hasil Belajar kedua Sampel Penelitian.
Statistik
|
Hasil Belajar
|
|
X1
|
X2
|
|
n
Sd
Sd2
|
13
81,92
11,04
121,88
|
13
71,15
10,02
100,40
|
Keterangan :
X1 :
Kelompok Eksperimen
X2 : Kelompok Kontrol
n : Jumlah siswa
: Rata - rata
Sd : Standar Deviasi
Sd2 :
Varian
Sebelum pengujian hipotesis
menggunakan statistik Uji-t, penggunaan uji-t tersebut harus memenuhi
persyaratan distribusi normal dan homogenitas varian kedua kelompok data.
1). Uji Normalitas
Kesimpulan uji normalitas data hasil belajar
matematika kedua kelompok dapat disajikan pada tabel 5. berikut.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Matematika kedua Sampel Penelitian.
Statistik
|
X1
|
X2
|
|
2,84
5,99
|
1,087
5,99
|
Kesimpulan
|
data terdistribusi
normal
|
data terdistribusi
normal
|
Keterangan :
X1 : Kelompok Eksperimen
X2 : Kelompok Kontrol
2). Uji
Homogenitas
Kesimpulan uji homogenitas varian hasil belajar
matematika disajikan dalam tabel 6. berikut ini.
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Hasil
Belajar Matematika kedua Sampel Penelitian.
|
Fhit
|
Ftab
|
Taraf
Signifikan
|
Kesimpulan
|
Hasil
Belajar
|
1,21
|
2,69
|
0,05
|
Homogen
|
Selanjutnya pengujian hipotesis dengan menggunakan
Uji-t dengan pasangan hipotesis nol (Ho) dan tandingannya (H1)
yaitu untuk mengetahui apakah
pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pada
pokok bahasan Pecahan, dengan kriteria terima Ho jika – t – ½ a <
thit < t – ½ a dan Ho ditolak jika t
mempunyai nilai yang lain dimana t – ½ a didapat dari daftar
distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 –2)
dan peluang (1– ½ a).
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian.
|
Thit
|
Ttab
|
Taraf
Signifikan
|
Kesimpulan
|
Hasil
Belajar
|
2,06
|
2,605
|
0,05
|
Ho
ditolak
|
Karena thit > ttab yaitu 2,605 > 2,06 ( t hit berada
pada daerah kritis ) maka Ho ditolak berarti pembelajaran Open Ended
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan pecahan.
Perhitungan uji hipotesis dapat dilihat di lampiran 4 halaman 70
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil penelitian ( analisa statistik uji-t ) diperoleh t hitung lebih besar
dari t tabel yaitu 2,605 lebih besar dari 2,06 dan t berada pada daerah kritis,
dengan demikian Ho ditolak yang berarti
: Ada pengaruh pembelajaran Open Ended terhadap hasil belajar siswa SD pada
pokok bahasan pecahan.
Kepada Guru-guru
matematika di SD, hendaknya metode Open Ended ini dapat dijadikan suatu
alternatif pendekatan pembelajaran matematika di sekolah. Karena pendekatan
Open-Ended ternyata mampu mengaktifkan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Bumi
Aksara.
Arikunto,
S.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
Billsteins,
Rick. 1998. Assessment : The Stem Model.
Mathematics Teaching in the Middle School. Vol. 4. No. 4 January 1998 NCTR.
Hudojo,
H. 1979. Pengembangan Kurikulum
Matematika dan Pelaksanaan di Depan Kelas. Surabaya : Usaha Nasional.
Hujodo,
H. 1998. Mengajar Belajar Matematika.
Jakarta : P2LPTK.
Hudojo,
H.1998. Pembelajaran Matematika Menurut
Pandangan Konstruktivistik. Makalah disajikan pada Seminar Nasional :
Upaya-Upaya Meningkatkan Peranan Pendidikan dalam Menghadapi Era Globalisasi, 4 April 1998. Program
Pascasarjana IKIP Malang.
Khabibah,
S. 2001. Suatu Alternatif Pembelajaran
Matematika Sekolah Dasar (Model Open-Ended dengan Realistic Mathematics
Education). Makalah disajikan pada Seminar Nasional : Realistik Mathematics
Education (RME), 24 Februari 2001, Surabaya
: FMIPA UNESA.
Poerwadarminta,
WJS. 1980. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai
Pustaka.
Poppy
Yaniawati, R. 2003. Pendekatan Open-Ended : Salah satu Alternatif Model Pembelajaran
Matematika yang berorientasi pada kompetensi siswa. Makalah disajikan pada
Seminar Nasional Pendidikan Matematika: Perubahan Paradigma Pembelajaran
Matematika dari Paradigma Mengajar ke Paradigma Belajar, 28-29 Maret 2003, Yogyakarta : Universitas Sanata Darma.
Suwarsono.
1999. Problematika Pendidikan Matematika
di Indonesia. Makalah disampaikan dalam kuliah Penelitian Lanjut.
Widodo,
Suryo. 2003. Penelitian Pendidikan. Kediri : IKIP PGRI Kediri.
Winkel,
W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.